Dia
terhenti di petala langit itu,
Terlihat
kembali memanja diantara dedaunan kering,
Terlihat
ia seraya tersenyum nan damai,
Mengusap
tangkai dan ranting usang dan rapuh,
Seperti
dulu yang lalu,
Seperti
tak terlihat seabad laksana,
Ia kembali
di taman hati yg sungguh tlah mati dan hampir hilang slamanya,
Ia
tebarkan ruh surgawi nan tulus seperti bidadari,
Ia
usapkan penawar hati yang dulu slalu taman hati itu yakini,
Ia
kembali bawakan kehidupan dan jiwa yang baru di antara bilahan tanah
tandus-bercorak belahan itu
Ia
tutup aliran luka dengan curahan gerimis ketulusan
Ia
sungguh kupu-kupu yang teryakini dihati dan benar kembali